Individualisme dalam Bermasyarakat
Artikel ini bisa dibilang masih berelasi dengan kisahku pada artikel lain sebelumnya. Hal yang paling kentara saat aku melakukan pengamatan di lingkungan sekitar adalah, sikap individualisme di lingkungan ini yang begitu tinggi.
Sikap individualisme ini kuanggap sebagai permasalahan struktural, karena skalanya sangat besar dan tidak semerta-merta dapat diatasi begitu saja oleh satu orang.
Di lingkunganku ini, kami sangat jarang untuk saling berinteraksi antar tetangga. Paling jauh kami hanya mengetahui tetangga di seberang depan dan samping saja. Hal ini agak berbeda dengan ciri khas masyarakat Indonesia yang ramah dan senang berinteraksi antar sesama.
Namun aku merasa bahwa individualisme di lingkungan ini masih dapat dibenahi dan belum sebegitu parahnya. Contohnya saat rumahku kebobolan maling pasca lalu, tetangga di sampingku masih memiliki empati untuk menghubungi keluarga kami untuk memberikan informasi. Walau ya kalau ditinjau lebih lanjut setelahnya, respons kebanyakan masyarakat di sini memang masih sangat-sangat mencerminkan individualisme.
Hal ini merupakan tantangan masa depan untuk kita mahasiswa karena apabila dibiarkan lebih lanjut, tentu akan menjadi semakin parah. Dampak dari individualisme ini sudah kurasakan sendiri, saat keluargaku kesulitan pasca kemalingan kemarin, tidak ada masyarakat dari lingkunganku yang membantu, terutama yang memang sepertinya bertanggung jawab seperti Ketua RT dan satpam. Selain itu, dampak dari individualisme dalam bermasyarakat adalah kita akan menjadi lebih sulit untuk bersosialisasi, egoisme masing-masing menjadi semakin tinggi, dan hilangnya rasa solidaritas untuk mencapai kekompakan.
Dari dampak- dampak mengerikan tersebut, sudah jelas bahwa urgensi dari pembenahan sifat individualisme ini sangat genting. Isu ini penting karena kita sebagai manusia sejatinya adalah makhluk sosial yang memerlukan hubungan timbal-balik dengan manusia lain. Jika dibiarkan, sifat individualisme ini akan terus mengikis kodrat kita sebagai manusia seutuhnya.
Namun kembali lagi, masalah ini merupakan permasalah struktural. Tidak bisa diselesaikan begitu saja sendirian. Langkah yang paling bisa kulakukan sebagai mahasiswa dan sebagai individu adalah dengan menghentikan kebiasaan individualis yang mungkin pernah kulakukan. Sesederhana dengan mulai menyapa tetangga, menanyakan kabar dan memberikan bantuan kepada tetangga yang terlihat membutuhkan. Dengan begitu, rantai individualisme dalam bermasyarakat di lingkungan ini pun akan perlahan menghilang dan tetangga-tetanggaku juga akan semakin sadar bahwa ternyata saling empati antar sesama memiliki banyak sekali keuntungan.
#TantanganMasDep
#KATITB2021.